Laman

Powered By Blogger

Sabtu, 06 September 2014

layanan kursus bekamjakarta Dan terapi lintah

Bissmilahirrohmanirrohiim
Assalamualaikum wr wb.

Seiring waktunya terus berjalan, dan semakin banyaknya Berbagai macam penyakit, dari yg paling ringan hingga kronis semua itu perlu adanya penangan yg serious dan professional. Hingga perlu adanya solusi mandiri, Yaitu Mampu mengobati diri sendiri tentunya dengan kemampuan hasil mendapatkan informasi yang valid. yaitu Dengan belajar kepada ahlinya.
Salah satu pengobatan alternative yang paling efektif sebagaimana atas anjuran rasulullah saw. adalah dengan berbekam atau Hijammah, suatu metode pengobatan dengan Cara mengeluarkan darah statis atau yg sering disebut darah kotor.
Maka dari itu, kami atas nama Pengobat memberikan solusi dengan Cara mengobati diri sendiri Dengan modal ke ilmuan, 
Kami menerima kursus privat hingga mahir.
Diantara nya:
1.kursus terapi bekam
2.Terapi lintah
3.Pijat

Adapun biaya atau mahar dari kursus tersebut.
Bisa hubungi langsung ke no. 0852 1051 5423
Bisa WA atau telpon langsung.

Insya Allah ilmu yg anda miliki akan bermanfaat seumur hidup.

Demikian sekilas info dari kami.

Wassalamualaikum wr wb.

Praktisi pengobatan alternative

Pak Syarif.



Sabtu, 13 April 2013

Al kisah syekh abdul qodir al-jilany ra.


http://ponpesalfithrahgp.files.wordpress.com/2009/03/cerita-sufi-1-copy.jpg?w=627

Teman-teman seperjalanan yang dirahmati Alloh,

Berikut ini kisah karomah Sulthonul Auliya Asy-Syekh Abdul Qodir al-Jilany RA. Coba kita cari sesuatu yang bisa kita ambil sebagai bahan diskusi kita. Anda bisa bertanya dan juga menjawab, sang moderator bila perlu duduk manis aja…
Khusus bagi teman-teman yang terkadang masih kurang memahami prihal karomah para Waliyulloh sehingga sempat salah sangka kepada amaliyah sesama orang beriman, bahkan mensyirikkan orang yang berziarah ke maqom para Waliyulloh, marilah kita mencoba mencari pemahaman dari sesama kita yang ada disini. Dengan niat yang baik kita bisa sharing dalam forum diskusi yang baik, barangkali dengan itu kita mendapatkan petunjuk dari Alloh untuk menerima keutamaan yang dianugerahkan Alloh kepada hamba-hamba pilihan-Nya.

1. Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat:
 
Pada suatu hari, di tahun 537 Hijrah, seorang lelaki dari kota Baghdad (dikatakan oleh sesetengah perawi bahawa lelaki itu bernama Abu Sa‘id ‘Abdullah ibn Ahmad ibn ‘Ali ibn Muhammad al-Baghdadi) datang bertemu asy-Syaikh Jilani, dan berkata, bahwa dia mempunyai seorang anak dara cantik berumur enam belas tahun bernama Fatimah. Anak daranya itu telah diculik (diterbangkan) dari atas anjung rumahnya oleh seorang jin.
Maka asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun menyuruh lelaki itu pergi pada malam hari itu, ke suatu tempat bekas rumah roboh, di satu kawasan lama di kota Baghdad bernama al-Karkh.

“Carilah bonggol yang kelima, dan duduklah di situ. Kemudian, gariskan satu bulatan sekelilingmu di atas tanah. Kala engkau membuat garisan, ucapkanlah “Bismillah, dan di atas niat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ” Apabila malam telah gelap, engkau akan didatangi oleh beberapa kumpulan jin, dengan berbagai-bagai rupa dan bentuk. Janganlah engkau takut. Apabila waktu hampir terbit fajar, akan datang pula raja jin dengan segala angkatannya yang besar. Dia akan bertanya hajatmu. Katakan kepadanya yang aku telah menyuruh engkau datang bertemu dengannya. Kemudian ceritakanlah kepadanya tentang kejadian yang telah menimpa anak perempuanmu itu.”

Lelaki itu pun pergi ke tempat tersebut dan melaksanakan arahan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani itu. Beberapa saat kemudian datanglah jin-jin yang mencoba menakut-nakuti, tetapi jin-jin itu tidak kuasa melintasi garis bulatan itu. Jin-jin itu datang bergantian, kelompok demi kelompok. Dan akhirnya, datanglah raja jin yang sedang menunggang seekor kuda beserta satu angkatan yang besar dan hebat.
Raja jin itu memberhentikan kudanya di luar garis bulatan itu dan bertanya:  “Wahai manusia, apakah hajatmu?” Lelaki itu menjawab, “Aku telah disuruh oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani untuk bertemu denganmu.”

Begitu mendengar nama asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani diucapkan, serta merta raja jin itu turun dari kudanya dan terus mencium bumi. Raja jin itu kemudian duduk di atas bumi, disertai dengan seluruh anggota rombongannya. Sesudah itu, raja jin itu telah bertanyakan masalah lelaki itu. Lelaki itu pun menceritakan kisah anak daranya yang diculik oleh seorang jin. Setelah mendengar cerita lelaki itu, raja jin itu pun memerintahkan agar dicari si jin yang bersalah itu. Beberapa waktu kemudian, dibawa ke hadapan raja jin itu, seorang jin lelaki dari negara Cina bersama-sama dengan anak dara manusia yang telah diculiknya.
Raja jin itu telah bertanya, “Kenapakah engkau sambar anak dara manusia ini? Tidakkah engkau tahu, dia ini berada di bawah naungan al-Quthb ?”
Jin lelaki dari negara Cina itu telah mengatakan yang dia telah jatuh berahi dengan anak dara manusia itu. Raja jin itu memerintahkan agar dipulangkan perawan itu kepada bapanya, dan jin dari negara Cina itu dikenakan hukuman pancung kepala.

Lelaki itu pun mengatakan rasa takjubnya dengan segala perbuatan raja jin itu, yang sangat patuh kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani.
Raja jin itu berkata pula, “Sudah tentu, karena asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani bisa melihat dari rumahnya semua kelakuan jin-jin yang jahat. Dan mereka semua sedang berada di sejauh-jauh tempat di atas bumi, karena telah lari dari sebab kehebatannya. Allah Ta’ala telah menjadikan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani bukan saja al-Qutb bagi umat manusia, bahkan juga ke atas seluruh bangsa jin.”

2. Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat:
 
Pada suatu hari, istri-istri asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani bertemu dengannya dan berkata, “Wahai suami kami yang terhormat, anak lelaki kecil kita telah meninggal dunia. Namun kami tidak melihat setitik air mata pun yang mengalir dari mata kekanda dan tidak pula kekanda menunjukkan tanda kesedihan. Tidakkah kekanda menyimpan rasa belas kasihan terhadap anak lelaki kita, yang merupakan sebagian darah daging kekanda sendiri? Kami semua sedang dirundung kesedihan, namun kekanda masih juga meneruskan pekerjaan biasa kekanda, seolah-olah tiada sesuatu pun yang telah berlaku. Kekanda adalah pemimpin dan pelindung kami di dunia dan di akhirat. Tetapi jika hati kekanda telah menjadi keras sehingga tiada lagi menyimpan rasa belas kasihan, bagaimana kami dapat bergantung kepada kekanda di Hari Pembalasan kelak?”

Maka berkatalah asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani “Wahai isteri-isteriku yang tercinta! Janganlah kamu semua menyangka hatiku ini keras. Aku menyimpan rasa belas kasihan di hatiku terhadap seluruh makhluk, sampai terhadap orang-orang kafir dan juga terhadap anjing-anjing yang menggigitku. Aku berdoa kepada Allah agar anjing-anjing itu berhenti menggigit, bukan karena aku takut digigit, tetapi aku takut nanti manusia lain akan melontar anjing-anjing itu dengan batu. Tidakkah kamu mengetahui bahwa aku mewarisi sifat belas kasihan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yang telah diutus Allah sebagai rahmat untuk sekelian alam?”

Maka wanita-wanita itu telah berkata pula, “Kalau benar kekanda mempunyai rasa belas kasihan terhadap seluruh makhluk Allah, sampai kepada anjing-anjing yang menggigit kekanda, kenapa kekanda tidak menunjukkan rasa sedih atas kehilangan anak lelaki kita yang telah meninggal ini?”

Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun menjawab, “Wahai isteri-isteriku yang sedang berdukacita, kamu semua menangis karena kamu semua merasa telah berpisah daripada anak lelaki kita yang kamu semua sayangi. Tetapi aku sentiasa bersama dengan orang-orang yang aku sayangi. Kamu semua telah melihat anak lelaki kita di dalam satu ilusi yang disebut dunia. Kini, dia telah meninggalkannya lalu berpindah ke satu tempat yang lain. Allah telah berfirman (Surat al-adid, ayat 20) “dan tiadaklah kehidupan dunia ini melainkan hanyalah satu ilusi saja.”  Memang dunia ini adalah satu ilusi, untuk mereka yang sedang terlena. Tetapi aku tidak terlena – aku melihat dan waspada. Aku telah melihat anak lelaki kita sedang berada di dalam bulatan masa, dan kini dia telah keluar darinya. Namun aku masih dapat melihatnya. Dia kini berada di sisiku. Dia sedang bermain-main di sekelilingku, sebagaimana yang pernah dia lakukan pada masa dahulu. Sesungguhnya, jika seseorang itu dapat melihat Kebenaran melalui mata hatinya, sama dengan yang dilihatnya masih hidup ataupun sudah mati, maka Kebenaran itu tetap tidak akan hilang.”

3. Telah bercerita asy-Syaikh Abduh Hamad ibn Hammam:
 
Pada mulanya aku memang tidak suka kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Walaupun aku merupakan seorang saudagar yang paling kaya di kota Baghdad waktu itu, aku tidak pernah merasa tenteram ataupun berpuas hati.
Pada suatu hari, aku telah pergi menunaikan solat Jum’at. Ketika itu, aku tidak mempercayai tentang cerita-cerita karomah yang dikaitkan pada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Sesampainya aku di masjid itu, aku dapati beliau telah ramai dengan jamaah. Aku mencari tempat yang tidak terlalu ramai, dan kudapati betul-betul di hadapan mimbar.

Di kala itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani baru saja mulai untuk khutbah Jumaat. Ada beberapa perkara yang disentuh oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani yang telah menyinggung perasaanku. Tiba-tiba, aku terasa hendak buang air besar. Untuk keluar dari masjid itu memang sukar dan agak mustahil. Dan aku dihantui perasaan gelisah dan malu, takut-takut aku buang air besar di sana di depan orang banyak. Dan kemarahanku terhadap asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun bertambah dan memuncak.
Pada saat itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah turun dari atas mimbar itu dan telah berdiri di hadapanku. Sambil beliau terus memberikan khutbah, beliau telah menutup tubuhku dengan jubahnya. Tiba-tiba aku sedang berada di satu tempat yang lain, yakni di satu lembah hijau yang sangat indah. Aku lihat sebuah anak sungai sedang mengalir perlahan di situ dan keadaan sekelilingnya sunyi sepi, tanpa kehadiran seorang manusia.

Aku pergi membuang air besar. Setelah selesai, aku mengambil wudlu. Apabila aku sedang berniat untuk pergi bersolat, dan tiba-tiba diriku telah berada ditempat semula di bawah jubah asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Dia telah mengangkat jubahnya dan menaiki kembali tangga mimbar itu. Aku sungguh-sungguh merasa terkejut. Bukan karena perutku sudah merasa lega, tetapi juga keadaan hatiku. Segala perasaan marah, ketidakpuasan hati, dan perasaan-perasaan jahat yang lain, semuanya telah hilang.
Selepas sembahyang Jum’at berakhir, aku pun pulang ke rumah. Di dalam perjalanan, aku menyadari bahwa kunci rumahku telah hilang. Dan aku kembali ke masjid untuk mencarinya. Begitu lama aku mencari, tetapi tidak aku temukan, terpaksa aku menyuruh tukang kunci untuk membuat kunci yang baru.

Pada keesokan harinya, aku telah meninggalkan Baghdad dengan rombonganku karena urusan perniagaan. Tiga hari kemudian, kami telah melewati satu lembah yang sangat indah. Seolah-olah ada satu kuasa ajaib yang telah menarikku untuk pergi ke sebuah anak sungai. Barulah aku teringat bahwa aku pernah pergi ke sana untuk buang air besar, beberapa hari sebelum itu. Aku mandi di anak sungai itu. Ketika aku sedang mengambil jubahku, aku telah temukan kembali kunciku, yang rupa-rupanya telah tertinggal dan telah tersangkut pada sebatang dahan di situ.
Setelah aku sampai di Baghdad, aku menemui asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dan menjadi anak muridnya.

4. Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat:
 
Pada suatu hari, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berjalan-jalan dengan beberapa muridnya di padang pasir. Waktu itu hari sangat panas, dan mereka sedang berpuasa. Oleh itu mereka merasa letih dan dahaga.
Tiba-tiba, sekumpulan awan muncul, yang melindungi mereka dari panas terik matahari. Setelah itu, sebatang pohon kurma dan sebuah kolam air muncul di hadapan mereka. Mereka telah terpesona. Kemudian satu cahaya besar yang berkilauan, telah muncul dari celah awan di hadapan mereka dan kedengaranlah satu suara dari dalamnya yang telah berkata, “Wahai ‘Abdul Qadir, akulah Tuhanmu. Makan dan minumlah, karena pada hari ini, telah aku halalkan untuk engkau apa yang telah aku haramkan untuk orang-orang lain.”
Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun melihat ke arah cahaya itu dan berkata, “Aku berlindung dengan Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
Tiba-tiba, cahaya, pohon kurma dan kolam itu semuanya hilang dari pandangan mata. Maka kelihatanlah Iblis di hadapan mereka dengan bentuk rupanya yang asli.

Iblis bertanya, “Bagaimanakah engkau dapat mengetahui itu sebenarnya adalah aku?”
Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah menjawab, “Syariat itu sudah sempurna, dan tidak akan berubah sampai Hari Kiamat. Allah tidak akan mengubah yang haram kepada yang halal, walaupun untuk orang-orang yang menjadi pilihanNya (waliNya).”

Maka Iblis pun berkata lagi untuk menguji asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani “Aku telah mampu menipu 70 kaum daripada golongan as-salikin (yakni orang-orang yang menempuh jalan kerohanian) dengan cara ini. Ilmu yang engkau miliki lebih luas daripada ilmu mereka. Apakah hanya ini jumlah pengikutmu? Sudah sepatutnya semua penduduk bumi ini menjadi pengikutmu, karena ilmumu menyamai ilmu para nabi.”

Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani menjawab, “Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui, daripada engkau. Bukanlah karena ilmuku aku terselamat, tetapi karena rahmat daripada Allah, Pengatur sekelian alam.”  

Rabu, 06 Maret 2013

Seks adalah obat migrain?


Reporter : Rizqi Adnamazida

Sedang sakit kepala? Daripada minum obat, sebaiknya bercinta saja dengan pasangan. Sebab penelitian terbaru telah membuktikan bahwa satu dari lima penderita migrain sembuh setelah bercinta.

Salah satu teori yang menyebabkan migrain hilang setelah bercinta adalah adanya hormon endorfin yang diproduksi tubuh ketika berhubungan seksual. Hormon tersebut merupakan pembunuh rasa sakit alami yang ampuh mengatasi migrain layaknya obat.
"Penelitian kami membuktikan seks meringankan kondisi migrain atau bahkan menghilangkannya sama sekali," papar peneliti dari University of Munster di Jerman, seperti yang dikutip dari Daily Mail.
Sebanyak 400 responden dilibatkan dalam penelitian ini. Sekitar 33 persen dari mereka mencoba bercinta ketika sakit kepala menyerang. Di antara responden tersebut, sebanyak 60 persen penderita migrain dan 36 persen pria serta wanita yang mengalami sakit kepala merasa kondisinya semakin membaik.
Dengan adanya penelitian ini, sebaiknya Anda tidak menggunakan alasan sakit kepala untuk menolak seks. Sebab kondisi tersebut ternyata justru bisa diatasi dengan bercinta.
Penelitian tentang kaitan antara seks dan migrain ini pun dilaporkan dalam jurnalInternational Headache Society.

Adab Bertamu dan Memuliakan Tamu

Oleh: Satria Buana

Pembaca muslim yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya memuliakan tamu sehingga ia akan menempatkannya sesuai dengan kedudukannya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam“Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari). Berikut ini adalah adab-adab yang berkaitan dengan tamu dan bertamu. Kami membagi pembahasan ini dalam dua bagian, yaitu adab bagi tuan rumah dan adab bagi tamu.
Adab Bagi Tuan Rumah
1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!”(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam“Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)
3. Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang.
4. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR. Bukhari)
5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya: “Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?’” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)
6. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum beliau, seperti Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau diberi gelar “Abu Dhifan” (Bapak para tamu) karena betapa mulianya beliau dalam menjamu tamu.
7. Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim.
8. Mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib.
9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua.
10. Jangan mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya.
11. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.
12. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan tersebut kepadanya sebagaimana Allah ceritakan tentang Ibrahim ‘alaihis salam, “Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut pada mereka.” (Qs. Adz-Dzariyat: 27)
13. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka.
14. Merupakan adab dari orang yang memberikan hidangan ialah melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri.
15. Adapun masa penjamuan tamu adalah sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”
16. Hendaknya mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah.
Adab Bagi Tamu
1. Bagi seorang yang diundang, hendaknya memenuhinya sesuai waktunya kecuali ada udzur, seperti takut ada sesuatu yang menimpa dirinya atau agamanya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Barangsiapa yang diundang maka datangilah!” (HR. Abu Dawud dan Ahmad). “Barang siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari)
2. Hendaknya tidak membeda-bedakan siapa yang mengundang, baik orang yang kaya ataupun orang yang miskin.
3. Berniatlah bahwa kehadiran kita sebagai tanda hormat kepada sesama muslim. Sebagaimana hadits yang menerangkan bahwa, “Semua amal tergantung niatnya, karena setiap orang tergantung niatnya.” (HR. Bukhari Muslim)
4. Masuk dengan seizin tuan rumah, begitu juga segera pulang setelah selesai memakan hidangan, kecuali tuan rumah menghendaki tinggal bersama mereka, hal ini sebagaimana dijelaskan Allah ta’ala dalam firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya! Namun, jika kamu diundang, masuklah! Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan! Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi. Lalu, Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar. Dan Allah tidak malu menerangkan yang benar.” (QS. Al Ahzab: 53)
5. Apabila kita dalam keadaan berpuasa, tetap disunnahkan untuk menghadiri undangan karena menampakkan kebahagiaan kepada muslim termasuk bagian ibadah. Puasa tidak menghalangi seseorang untuk menghadiri undangan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam“Jika salah seorang di antara kalian di undang, hadirilah! Apabila ia puasa, doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah!” (HR. Muslim)
6. Seorang tamu meminta persetujuan tuan untuk menyantap, tidak melihat-lihat ke arah tempat keluarnya perempuan, tidak menolak tempat duduk yang telah disediakan.
7. Termasuk adab bertamu adalah tidak banyak melirik-lirik kepada wajah orang-orang yang sedang makan.
8. Hendaknya seseorang berusaha semaksimal mungkin agar tidak memberatkan tuan rumah, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam ayat di atas: “Bila kamu selesai makan, keluarlah!” (QS. Al Ahzab: 53)
9. Sebagai tamu, kita dianjurkan membawa hadiah untuk tuan rumah karena hal ini dapat mempererat kasih sayang antara sesama muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
10. Jika seorang tamu datang bersama orang yang tidak diundang, ia harus meminta izin kepada tuan rumah dahulu, sebagaimana hadits riwayat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu: “Ada seorang laki-laki di kalangan Anshor yang biasa dipanggil Abu Syuaib. Ia mempunyai seorang anak tukang daging. Kemudian, ia berkata kepadanya, “Buatkan aku makanan yang dengannya aku bisa mengundang lima orang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengundang empat orang yang orang kelimanya adalah beliau. Kemudian, ada seseorang yang mengikutinya. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau mengundang kami lima orang dan orang ini mengikuti kami. Bilamana engkau ridho, izinkanlah ia! Bilamana tidak, aku akan meninggalkannya.” Kemudian, Abu Suaib berkata, “Aku telah mengizinkannya.”” (HR. Bukhari)
11. Seorang tamu hendaknya mendoakan orang yang memberi hidangan kepadanya setelah selesai mencicipi makanan tersebut dengan doa: “Orang-orang yang puasa telah berbuka di samping kalian. Orang-orang yang baik telah memakan makanan kalian. semoga malaikat mendoakan kalian semuanya.” (HR. Abu Daud, dinilai shahih oleh Al Albani)
“Ya Allah berikanlah makanan kepada orang telah yang memberikan makanan kepadaku dan berikanlah minuman kepada orang yang telah memberiku minuman.” (HR. Muslim)
“Ya Allah ampuni dosa mereka dan kasihanilah mereka serta berkahilah rezeki mereka.” (HR. Muslim)
12. Setelah selesai bertamu hendaklah seorang tamu pulang dengan lapang dada, memperlihatkan budi pekerti yang mulia, dan memaafkan segala kekurangan tuan rumah.

Senin, 25 Februari 2013

menata hati


Menjadi manusia normal sungguh sulit dan berat. Ini karena manusia dianggap kuat mengemban amanah kerasulan sepanjang masa. Ia dianggap khalifah yang mampu menjadi pilar tegaknya kebenaran, keadilan dan keindahan.
Dalam sejarah, sebelum amanah ini diberikan kepada manusia Tuhan sudah terlebih dulu menawarkan kepada semua jenis makhluk di muka bumi. Ternyata, semua mahluk mengakui dirinya tidak mampu menggenggam amanah. Kecuali, satu makhluk yang konon memiliki unsur paling lengkap di jagad raya: Manusia.
Karena sudah ketiban sampur memegang amanah inilah, manusia harus mampu mengolah dirinya sedemikian rupa agar mampu melaksanakan dengan seefektif dan seefisien mungkin. Pikirannya harus terus berkarya kreatif untuk keberlanjutan kehidupan bumi, berpikir positif, jangan berbuat kerusakan, hatinya selalu menep dan santun untuk terus menyapa dan berasyik masyuk dengan Gusti Allah.
Dalam diri manusia ada unsur cipta, rasa dan karsa. Ketiganya menjadi alat manusia untuk meraba pergelaran alam semesta ini. Ini alat canggih yang tidak dimiliki oleh malaikat, jin, maupun seonggok batu yang tentu saja juga merupakan makhluk Tuhan.
Manusia perlu menganggap alam semesta sebagai teman dan sahabat, jangan berdiri di atas alam semesta dengan angkuh, congkak dan sombong dan merasa gumede, adigang adigung adiguna. Sikap menganggap diri lebih hebat derajatnya daripada alam semesta akan membawa pada eksploitasi alam. Alam dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga akhirnya rusak.
Sehebat apapun manusia mengolah alam agar lestari, pada kenyataannya masih lebih baik bila alam melestarikan dirinya sendiri. Kini, tugas kita adalah menggenggam dan meneruskan amanah kekhalifahan yang mampu menjadi pilar tegaknya kebenaran, keadilan dan keindahan di alam semesta. Sebuah tugas berat dan mulia…
Setidak-tidaknya bila belum mampu berbuat baik, ya jangan berbuat kerusakan. Sebagaimana tahapan awal seorang sufi menempuh salik, yaitu berkhalwat, uzlah. Memisahkan diri dari manusia dengan tujuan menyadari kekotoran dirinya dan agar masyarakat tidak terkotori oleh tangan-tangan jahatnya.
Manusia… manusia… usiamu sangat pendek di dunia, tata hatimu sebagai bekal menjelang mati

Selasa, 03 Mei 2011

Pengobatan Alternatif jakarta 021-98521896 / 93074811

Pengobatan Alternatif jakarta 021-75907170 / 085210515423

Pengobatan tradisional atau yang sering disebut pengobatan alternatif banyak ditemui di berbagai tempat. Berbagai metode, dilakukan di pengobatan alternatif.
Ada gurah, totok, bekam, energi eletronik dan masih banyak lainnya. Metode yang dilakukan dalam pengobatan alternatif mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Keampuhan pengobatan alternatif kadang melebihi dari pengobatan medis. Benar atau tidak, ada penyakit secara medis tidak dapat disembuhkan, melalui pengobatan alternatif dapat disembuhkan.
Keberadaan pengobatan alternatif cukup membantu masyarakat. jangan lagi pengobatan alternatif dipandang sebagai alternatif setelah berobat ke medis. Pengobatan medis, pengobatan alternatif sama-sama tempat masyarakat menyembuhkan penyakit yang diderita atau berobat.
Banyak orang yang masih bertanya-tanya, apa sebenarnya “pengobatan alternatif” itu dan bagaimana cara kerjanya. Walaupun istilah “pengobatan alternatif sudah merakyat tapi definisi yang baku untuk istilah ini belum ada. Definisi atau penjelasan tentang “pengobatan alternative” dalam WIKIPEDIA sampai saat inipun masih belum ada. Maka tidak heran kalau pemahaman tentang pengobatan alternatif sangat beranekaragam. Pengertian sederhananya untuk “pengobatan alternatif” dapat dikatakan sebagai “pengobatan cara lain, yaitu pengobatan yang dilakukan diluar cara medis atau ilmu kedokteran.” Nah “cara lain” inilah yang tidak terhitung banyaknya. Dari yang yang menggunakan materi/benda sampai kepada yang mistis atau supranatural. Contohnya :

Yang memanfaatkan benda/materi : Tumbuh-tumbuhan tertentu yang dipercayai berkhasiat menyembuhkan penyakit. Bisa daun, batang, kulit, atau buahnya bahkan bisa juga akarnya. Binatang tertentu seperti ular kobra, kadal, kelelawar, kera, undur-undur, lintah dan sebagainya. Zat cair seperti air bersih/airputih, air belerang, air hangat, air panas, air susu kambing, air susu unta, air susu ibu, bahkan maaf……air zeni/air kencing. Benda logam : Bio Magnet magnetic dan sebagainya. Batu-batuan : Batu giok dan sabagainya.

Yang memanfaatkan cara terapi : Totok jalan darah, kerok, kop, refleksi, urut, akupunktur dan sebagainya.

Yang memanfaatkan kekuatan gaib atau supranatural : Tenaga dalam, hypnotis, pengobatan jarak jauh dan sebagainya.

Pada kenyataannya banyak orang-orang yang disembuhkan melalui pengobatan alternatif. Bahkan orang yang sudah dinyatakan oleh dokter tidak dapat disembuhkan secara medis, dapat disembuhkan dengan cara ini. Yang jadi pertanyaan buat Anda adalah, “Bagaimana caranya supaya Anda bisa memanfaatkan pengobatan alternatif yang relatif lebih murah ini, dan sekaligus tidak dibodohi oleh orang-orang yang mengaku bisa mengobati dengan cara pengobatan alternatif ini ?” Jawabannya adalah, “Anda harus mau belajar memahami pengobatan alternatif ” Caranya ? Banyak lembaga dan perorangan yang memberikan pengarahan dan pendidikan bagi yang mau belajar memahami dan bisa mengobati dengan cara pengobatan alternatif. Kalau Anda senang yang gratisan, ya baca saja artikel-artikel di internet. Pilihlah artikel-artikel yang berkenaan dengan itu. Telusuri di blok / website. Ketik di kotak browser Google Anda "Belajar Pengobatan Alternatif." Anda akan menjumpai banyak alamat situs tentang belajar pengobatan alternatif ini. Ada yang bayar, tapi ada juga yang gratisan. Kami sudah pilihkan beberapa untuk Anda. Mudah-mudahan bermanfaat.